Rabu, 12 Februari 2014

CACING TANAH (Lumbricus terrestris)

CACING TANAH (Lumbricus terrestris)

      Cacing tanah merupakan hewan tingkat rendah karena tidak memiliki tulang belakang (vertebrata), umumnya disebut invertebrata. Cacing tanah dimasukkan dalam kelompok atau filum Annelida. Annelida berasal dari kata Annulus yang berarti cincin. Tubuh cacing tanah terdiri dari cincin-cincin atau segmen-segmen.
      Filum Annelida terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas Oligochaeta dan kelas Polychaeta. Oligochaeta memiliki banyak seta dan Polichaeta memiliki seta yang sedikit. Cacing tanah memiliki rambut yang keras dan pendek pada setiap segmennya. Rambut yang keras dan pendek disebut seta(Campbell N, 2003).
       Cacing tanah banyak ditemukan di daratan dan lautan, kelas polychaeta banyak hidup di lautan dan kelas oligochaeta contohnya Lumbricus terretris banyak hidup di daratan. Lumbricus terrestris disebut night crawler karena cacing ini banyak berkeliaran dan merayap pada malam hari untuk mencari makanan, dan bersembunyi di lubangnya pada siang hari, dan hidup pada tempat yang lembab.
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal evolusi, oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi mikroorganisme patogen di lingkungan mereka. Penelitian yang telah berlangsung selama 50 tahun menunjukkan bahwa cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme. Telah ditemukan bahwa cairan selom cacing tanah mengandung lebih dari 40 protein(Hegner, 1968).
     Pada studi tentang cacing tanah (Lumbricus Terrestris), misalnya pengukuran pH tanah dapat memberikan gambaran penyebaran suatu jenis cacing tanah (Lumbricus Terrestris). Cacing tanah (Lumbricus Terrestris) yang tidak toleran terhadap asam, misalnya, tidak akan ditemui atau sangat rendah kepadatan populasinya pada tanah yang asam. Selain itu pengukuran faktor lingkungan abiotik pada tempat dimana jenis hewan tanah kepadatannya akan sangat menolong dalam melakkukan penelitian (Muhammad, N. 1989).

Klasifikasi
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Annelida
Classis                  : Chaetopoda
Ordo                     : Oligochaeta        
Familia                 : Lumbricidae
Genus                   : Lumbricus
Species                 : Lumbricus terrestris  (Anonymous,2012).


Morfologi  Cacing Tanah (Lumbricus terrestris)

       Cacing tanah (Lumbricus terrestris) merupakan Ordo Oligochaeta. Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit. Bagian luar tubuh terdiri atas segmen-segmen yang jumlah dan lebarnya berbeda menurut spesies, sedangkan cacing tanah memiliki segmen berjumlah 15 – 150 buah.
      Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang, silindris dan pada ±2/3 bagian posteriornya memipih secara dorsoventral, Tubuh bersegmen-segmen. Secara morfologis, hewan ini berwarna merah sampai biru kehijauan pada sisi dorsal. Pada sisi ventral berwarna lebih pucat, umumnya merah jambu atau atau kadang-kadang putih. Mulut terletak pada bagian ujung anterior. Pada segmen 32 sampai 37 terdapat penebalan kulit yang dikenal sebagai klitelium. Clitellum adalah batas bagian depan dengan bagian belakang tubuh cacing. Fungsi dari clitellum adalah untuk memperbesar lubang tanah. Selain itu, clitellum juga berkaitan dengan pembentukan cocoon atau telur cacing. Bagian belakang cacing yang dekat dengan anus disebut periproct. Periproct berfungsi sebagai organ pembuangan cast atau kotoran. Cacing juga memiliki seta atau bulu-bulu kecil yang membantu pergerakan cacing dalam tanah.
      Pada setiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali pada  segmen pertama dan terakhir. Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat lubang-lubang muara yang keluar dari berbagai organ tubuh, yakni mulut, anus, lubang dari duktus spermatikus, lubang muara dari oviduk, lubang muara dari reseptakulum seminis, pori dorsales, dan sepasang nefridiofor pada tiap segmen (Anonymous, 2011).


Anatomi Cacing Tanah (Limbricus terrestris )

 a.      Sistem Pencernaan
         Alat pencernaan makanan pada cacing tanah terdiri atas rongga mulut, faring berotot, esoffagus, tembolok, lambung otot usus dan anus.
b.      Sistem sirkulasi
        Sistem sirkulasi terdiri dari pembuluh darh dorsal yang mengalirkan darah kea rah anterior dan pembuluh darah median yang tak berkontraksi mengalirkan darah kea rah posterior.  Di daerah esophagus terdapat lima pasang cabang-cabang aorta dorsalisyang membesar yang berfungsi sebagai cor pada hewan tingkat tinggi. Cor ini mengelilingi esophagus dan berhubungan dengan aorta ventralis. Selain pembuluh darah dorsal dan ventral, juga terdapat 2 pembuluh darah lateral truncus nervosus dan1  pembuluh darah di sebelah ventral dari truncus nervosus.
c.       Sistem Nervosum
            Sistem saraf pada cacing tanah terdiri atas :
-          Ganglion cerebrale, tersusun dari dua kelompok sel saraf dengan commisuranya
-          Berkas saraf sentralis dengan cabang-cabangnya
d.      Sistem  Ekskresi
Sistem eskresi pada cacing tanah berupa nefridium. Pada tiap segmen terdapat sepasang nefridia, kecuali tiga segmen pertama dan terakhir. Tiap nefridium terdiri atas nefrostoma dan nefridiosphore.
e.      Sistem respirasi
Cacing tanah berpas dengan kulitnya karena kulit pada hewan ini tipis, selalu lembab dan banyak mengandung kapiler pembuluh darah.
f.        Sistem reproduksi
Cacing tanah (Lumbricus terrestris) bersifat hermafrodit. Sepasang ovarium menghasilkan ovum dan terletak pada segmen ke-13. Testis terdapat pada rongga yang dibentuk oleh dinding-dinding vesicular seminalis.Duktus spermaticus keluar dari sisi caudal testis dan keluar pada segmen ke- 15. Walaupun cacing tanah bersifat hermafrodit,namun tidak dapat melakukan perkawinan sendiri karena tidak adanya saluran yang menghubungkan organ reproduksi jantan dan betina (Anonymous,2012).

Peran Cacing Tanah Bagi Kesuburan Tanah

Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman.
Cacing tanah dalam aktivitasnya dapat mengeluarkan lendir yang nantinya lendir tersebut dimakan oleh mikroorganisme sehingga keberadaan cacing di dalam tanah dapat memberikan makan bagi mikroorganisme tanah. Cacing tanah tidak makan vegetasi hidup,tetapihanya makan bahan organic mati,baik sisa-sisa hewan maupun tumbuhan.
Bahan organik dan tanah halus yang dimakan kemudian dikeluarkan sebagai kotoran (ekskresi) atau casting yang berupa agregat-agregat berbentuk granular dan tahan terhadap pukulan-pukulan air hujan,serta banyak mengandung unsure hara yang siap tersedian bagi tanaman. Cacing tanah mengaduk tanah dan memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air menjadi lebih baik dan lebih mudah ditembus oleh akar.
Cacing tanah umumnya bersarang dan membawa makanannya kedalam liang tanah,kemudian memakannya bersama dengan tanah kedalam mulutnya.akibat dari aktivitas ini terjadi perpindahan tanah lapisan bawah ke lapisan atas. Adanya liang-liang yang menyebabkan system aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baiksehingga tersedianya O2 dan aktivitas keluar masuk siang yanh membawa seresah serta adanya sekresi lendir yang menempel di dinding  liangnya. (Adianto. 1983).

Sumber :

Adianto. 1983. Biologi Pertanian. Alumni Bandung : Bandung.
Campbell N. A & Hadermos, G.J. 2003. Biologi Edisi kedua. Erlangga. Jakarta.
Hegner, Robert.W.& joseph G.Engemann,1986. Invertebrates zoologi.london: the macmillan company Colliermacmillan Limited.
Muhammad, N. 1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar